jangan lupa tinggalakan pesan,,,semoga anda pulang dengan membawa hikmah dan ilmu dari blog yang penuh inspirasi ini :D
hikmah adalah milik orang mukmin yang hilang, dimana saja ia menemukannya, maka dialah yang paling berhak mengambilnya.^^

Sabtu, 08 Agustus 2009

Nelayan sekarang udah pada cerdas loh…!!!!



Masa Sp (Semester pendek) ku yang indah, terpaksa kuhentikan untuk mengalami perawatan kesehatan dan bedrest di kampung halaman tercinta, Dharmasraya Sumatera Barat. Setelah kondisi kesehatanku lumayan pulih, akupun pergi ke kota padang untuk menjalani proses pengobatan selanjutnya, di sore hari yang cerah, dengan kondisi perut yang lumayan lapar, kusempatkanlah diriku beserta beberapa orang teman untuk mengunjungi Pantai padang, dengan maksud untuk menyantap sajian makan laut sore itu. Akupun memilih sebuah tempat makan yang posisinya pas di tepi pantai, dengan posisi duduk menghadapke arah laut, sekalian menanti saat matahari tenggelam.

Dengan berani (setelah mempertimbangkan uang di kantong, dan jumlah teman-temanku yang ikutan makan, karena kami berencana patungan) kamipun memberanikan diri untuk memesan menu-menu sebagai berikut : 1 porsi udang bakar (berisi 5 buah udang bakar yang lumayan gede), 1 porsi cumi bakar (terdiri dari 5 tusuk sate cumi), 4 kelapa muda (komplit dengan batoknya dan tanpa gula, so masih sangat fresh, dan 1 buah ikan bakar, hmmm… saat itu aku benar-benar tak sabar untuk segera menyantap sajian yang telah kami pesan.

Selagi menunggu sajian di hidangkan, mataku tak henti-hentinya memperhatikan sekeliling tempat kami makan, tepatnya kawasan di sekitar pantai, tampak nelayan yang sedang sibuk memanggang ikan, cumi, dan udang, ya... dan hasil pemanggangan tersebut ternyata tidak hanya untuk mensuplai restoran tempat aku makan, tapi juga restoran yang ada di sebelah kami, hm… otakku mulai berfikir, loh kok.. restaurant sebelah juga ngambil panggangan yang sama?? Berbagai pertanyaan dan terkaan mulai berkelebat di kepala, “hm,, apa restoran ini sama restorant sebelah pemiliknya sama??, tapi kenapa harus beda tempat? Tetanggaan lagi, kenapa juga restaurantnya harus beda nama?” temanku yang bingung melihatku celingak-celinguk, dari tadipun bertanya dengan logat minangnya yang kental “manga tuh diam se, dari tadi? A yang puti pikian???? (kenapa diam saja dari tadi? Apa yang putri pikirkan?) lalu akupun menanyakan kebingunganku tadi (maklum, aku juga baru pindah ke wilayah Sumatera barat, pulang pun hanya sesekali waktu liburan saja. )

Temanku pun mulai menjelaskan, “ Di sini koperasi para nelayannya aktif put, jadi ada nelayan yang memang spesialisnya nangkapin ikan, ada juga yang udang, juga ada yang fokus hanya kepiting. Nah.. hasil tangkapan tersebut nantinya dikumpulkan dan dijual langsung oleh koperasi nelayan, hasil tangkapan tersebut nantinya yang membeli adalah pemilik restaurant yang putri lihat di tepi pantai ini, bahkan ada juga yang langsung membeli dari koperasi dalam bentuk sudah di panggang, nah… yang kamu lihat itu put, yang sedang memanggang ikan, adalah nelayan yang tergabung dalam koperasi, dan tugas dia emang masak aja, nantinya para restaurant yang mau, akan memembeli hasil masakan para koperasi nelayan tersebut dan menjualnya di restaurant dengan harga yang lebih tinggi

Pemilik resaturant yang kamu lihat di tepi pantai ini put, tidak lain adalah keluarga para nelayan juga, jadi malam hari mereka berpesta tangkapan di laut, lalu esok harinya, tangkapan itulah yang mengisi dapur-dapur mereka untuk di hidangkan kepada para pengunjung, kalau tangkapan mereka untuk beberapa tangkapan (seperti cumi, udang, kepiting) kurang, maka merekapun akan membelinya di koperasi nelayan.”

“ooooo…. Aku manggut-manggut tandamengerti.”

Akupun mulai berfikir kembali, dan kusimpulkan bahwa hal seperti ini bertujuan untuk meningkatkan keuntungan, ternyata setelah ku hitung-hitung, keuntungan yang diperoleh para nelayan jauh lebih besar bila dia menjualnya langsung di restoran pinggir pantai yang ia punya, daripada menjualnya di pasar,apalagi menjualnya dengan para tengkulak.

Contoh :

Di restaurant seporsi kepiting seberat 3 ons, bisa dijual dengan harga Rp 45.000 - 72.000,

Di pasar satu buahkepiting seberat 3 ons, bisa di jual dengan harga Rp 25 ribu-45 ribu

Dari nelayan langsung (aku sudah pernah membelinya ) dengan uang Rp 70.000 aku bisa membeli 4 kepiting yang masih hidup ( 1Kepiting yang besar (ukuran 1 kg lebih) , 2 kepiting sedang (1 nya ukuran ½ kg), 1 kepiting kecil (1/4 kg) aku sendiri takjub saat membelinya…*_*

Jelas lah lebih untung kalau nelayan tersebut menjualnya di restaurant milik mereka sendiri, atau melalui koperasi, karena keuntungan koperasi tersebut kembalinya ke nelayan lagi.

Hidangan pun datang, kamipun menyantap sajian yang ada di hadapan kami, dengan nasi panas, dan udang bakar langsung ku santap hidangan yang ada di depanku, air kelapa muda pun membantu makanan yang ada di mulutku lancar melewati tenggorokan, benar-benar sore yang indah, dengan sajian yang lezat, di temani suara desiran ombak, dan lambayan angin sore yang memainkan kerudungku.

Hingga akhirnya perutku pun tak sanggup lagi untuk menerima makanan, benar-benar kenyang, ikan saja masih tersisa setengahnya, karena ikan yang tersisa masih cukup besar kamipun memilih untuk membungkus sisa ikan tersebut, lalu petugas restaurant tersebut pun mulai mencatat jumlah yang harus kami bayar, nah,, ini dia saat yang rada mendebarkan, dan…ternyata,,, kami harus membayar Rp 144.000, karena kami berjumlah 4 orang maka setelah ku hitung masing-masing dari kami membayar Rp 36.000 dengan menu seafood komplit dan porsi yang cukup banyak…^^

Dan kalau ku pikir, Indonesia adalah negara yang kaya akan perairan dan memiliki cukup banyak kawasan pantai yang indah, bila para nelayan melakukan hal yang sama yakni mengaktifkan kembali koperasi nelayan, menghentikan penjualan kepada para tengkulak, dan berdikari membangun warung di tepi pantai, dari hasil tangkapan mereka sendiri, tentu akan jauh meningkatkan penghasilan dan taraf hidup para nelayan Indonesia, yang tentu akan membantu berkontribusi terhadap peningkatan perkapita masyarakat Indonesia… J

Ternyata belajar tak hanya duduk di kelas, tapi dari alam dan kehidupan para nelayan pun kita bisa mengetahui, bagaimana strategi sukses meraih keuntungan dalam menjalani hidup ini J

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar