jangan lupa tinggalakan pesan,,,semoga anda pulang dengan membawa hikmah dan ilmu dari blog yang penuh inspirasi ini :D
hikmah adalah milik orang mukmin yang hilang, dimana saja ia menemukannya, maka dialah yang paling berhak mengambilnya.^^

Kamis, 29 Desember 2011

Kegelapan Ada untuk Menegaskan yang Terang



10 hari ini saya mencukupkan diri untuk berlibur di kampung halaman, rasa kangen dan ingin refreshing benar-benar menghantui fikiran saya selama di Bandung, rutinitas yang dimulai dari jam 7 pagi dan berakhir jam 8 malam di kampus, ditambah lagi pola tidur, yang dimulai jam 0.00 malam lalu harus bagun pukul 04.00 pagi, benar-benar membuat berat badan saya turun drastis hampir 8 Kg, tidak aneh ketika orang tua saya tampak sedih melihat badan saya yang tidak segendut dulu, ketika melangkahkan kaki di kampung halaman.

Stress? Bisa jadi iya, saat ini saya duduk di semester 3, dimana sudah saatnya saya bersentuhan dengan skripsi dan tugas lain, yang saya sebut sebagai pengabdian.
Selama disini, saya benar-benar membersihkan pikiran saya dari karier (kalau boleh ini semua disebut sebaga karier) saya saat ini, membersihkan rumah (karena beberapa bulan ini orang tua saya tidak memakai pembntu) menyiapkan kebutuhan papa, mulai dari pakaian hingga sarapan, pagi, siang, dan malam, karena mama harus bekerja dari pukul 08.00 sampai pukul 16.00 (saya mengagumi mama saya, betapa lelahnya tanpa pembantu, beliau bisa membereskan semuanya, sampai menyiapkan sarapan papa sebelum jam 07.00 pagi, dan jam 08.00 langsung berangkat ke kantor, dengan kondisi rumah yang rapi. Ingatan itu yang membuat saya, bagaimanapun sibuknya saya, sebelum berangkat ke kampus, sebelum tidur, ataupun hendakmeninggalkan kamar, kondisi kamar sudah harus bersih, kasur sudah rapi, dan sudah mandi pagi-pagi (bisa dibayangkan dinginnya air di bandung pada pukul 05.00 pagi )teringat juga celetukan teman di asrama saya dulu, “Burung yang bangun lebih pagi, dia akan mendapatkan cacing yang lebih banyak.” (jelas saya bukan burung, dan ini adalah kiasan :) ) Plus,, bahasa para tetua “pamali tidur lagi abis shubuh” (meskipun kalau habis begadang sampai jam 2 pagi karena tugas, abis shubuh saya tidur lagi, dengan alarm pukul 06.00 karena minimal tidur adalah 4 jam (buat saya).

Dengan rutinitas seperti itu, bagi saya sangat wajar, bila saya butuh refreshing, kadang seminggu sekali nonton film terbaru di 21, ataupun ke taman reksreasi di Bandung, ataupun berdiam diri di dapur, mencoba resep baru, apapun yang ingin saya coba buat, tapi tetap saja, itu semua tidak mengobati kejenuhan saya dan hasrat ingin pulang kampung itu menggebu-gebu.

Hingga pagi ini, saya merapikan lemari buku papa, dan Konsep refreshing saya mendadak berubah, setelah membaca sebuah buku yang berjudul “Purnama Hati “ karya Miranda Risang Ayu, buku yang menjadi sumber literatur saya, saat SMU dalam pembuatan makalah yang berjudul "Pengaruh Karier Ibu terhadap Relasi Ibu dan Anak " dalam sebuah pengantar, dikatakan di dalamnya :

Seorang sufi pernah berkata, bahwa waktu istirahatnya sesuangguhnya bukan ketika ia tidur atau jaga, tapi ketika ia sedang bersujud dengan sebaik-baik sujud. Dan sebaik-baik sujud baginya adalah ketika dahinya telah terbenam dalam bulu-bulu sajadah. Ketika itu, semua gambar dalam kesadarannya hilang. Lenyap bayangan tentang rumah yang diimpikan atau posisi sosial yang diharapkan. Lenyap juga kenyataan-kenyataan imajinatif buruk yang selalu muncul menyertai kekhawatiran. Penyesalan, kekecewaan, hingga kemarahan, baik kepada diri sendiri maupun orang lain, melunak menjadi penerimaan. Kegelisahan dan obsesi ditawarkan oleh rasa cukup. Istirahata dalam sujud itu memang bukan istirahat dari gerahnya siang dan masuknya diri ke dalam gelap yang pekat, tetapi ke dalam temaram malam yang syahdu oleh sinar bulan.
Karena dalam bersujud yang baik, yang dituju hanyalah Allah semata, kegelapan dari semua aspek kesadaran manusiawi yang ditimbulkannya bukan terasa sebagai sesuatu menakutkan dan mistrius, tapi justru sesuatu yang ringan, sederhana, dan menenangkan. Dalam sujudnya, sang sufi menutup mata kesadaran manusiawinya, dan bersamaan dengan itu, membuka mata hatinya. Sujud-sujud panjangnya, karenanya, adalah upayanya menjelang perasaan sederhana, ringan, dan tenang. Dan ketika yang terasa tinggal nafas yang teratur menyebut nama-Nya, nyatalah sebuah kenyataan batin yang sering disimbolkan oleh para ahli filsafat sebagai terbukanya hati nurani, atau, yang mungkin, disyairkan para ahli tasawuf sebagai bertahtanya Sang Maha cahaya.

Karena tidak semua orang yang punya uang untuk bisa berekreasi sekali dalam seminggu (untuk makan aja udah ada, syukur) sementara rutinitas, pekerjaan, dan segala persoalaan hidup terus meningkat dari hari ke hari, ya, solat memang minim biaya, tapi butuh kemauan dan waktu spesial untuk menyerahkan diri seutuhnya di dalam sholat, tanpa diburu deadline, ataupun janji yang tak sabar untuk segera di tunaikan. Betapa Solutifnya Allah dalam segala permasalahan hambanya. :)

Jumat, 23 Desember 2011

I call her 'best wife'


hari ini saya memutuskan untuk pulang, yap, pulang 10 hari untuk tertawa hahahhihihi bersama mama, papa, dan abang di rumah, di kampung halaman saya. tapi perjalanan saya kali ini akan agak sedikit membosankan (saya kira) karena 2 hari yang lalu pihak maskapai penerbagan mengatakan bahwa pesawat yang saya tumpangi di delay satu jam, dari jam keberangkatan, jadi, yang semulapukul 3, berubah menjadi pukul 4.

well, saya sudah tiba di bandar, sudah check-in, dan bayar boarding pass, tapi saya belum makan, dan saya rada gambling sebenarnya, mau kembali keluar lalu beli A&W seperti yang sering aku lakukan di penerbangan sebelumnya, atau lanjut ke atas dan makan di atas. ya, saya memilih segera ke atas, dan makan di resto yang ada di atas, you know what.. i must pay Rp 45.000 untuk seporsi nasi+ayamsemur, bihun, dan capcai.. mahal yuaa :)

ketika sedang asyik makan, lalu duduk seorang ibu yang sangat ramah, beliau menanyakan, adakah orang yang duduk di bangku yang ada di hadapan saya, 'nggak ada bu' jawab saya dengan mulut yang masih terisi penuh. oke, ibu itupun segera duduk di depan saya.

perlahan beliau meletakkan tasnya, dan.. menangkupkan kedua tangan, untuk berdoa, sebelum makan, ya, cara bedoanya sangat khas, menggambarkan agamany :)

ibu itupun mengajak saya berbicara, mulai dari basa-basi, asal kampung halaman, tujuan penerbangan, tempat studi dan lain-lain, hingga akhirnya beliau mulai bercerita tentang dirinya, yap.. ibu tersebut terbang dari manado menuju medan ternyata, perjalanan yang cukup jauh ya, anda tau untuk apa ? untuk menemani sang suami merayakan natal di medan, di atas kapal. (so sweet.. :) ) yap,.. suami si ibu bekerja di sebuah kapal curah pengangkut semen padang, yang kebetulan akan transit di medan lalu menuju padang.

saya kira ini pengorbanan yang cukup besar, tidak mengukur berapa uang yang akan dikeluarkan, mengingat naik pesawat 2 X dan naik angkutan menuju pelabuhan, kalau misalnya harus diukur dari uang. tapi saat suamimeminta, ya beliau melaksanakan, padahal merayakannya juga hanya di kapal, (ini salah satu alasan, kenapa anaksi ibu yang masih smp tidak mau ikut) si bapak nggak bisa pulang ke manado, karena si bapak sudah 2 kali pulang dalam setahun ini, sementara teman-temannya yang lain, banyak yang belum mendapatkan giliran untuk pulang ke istri masing - masing T.T

well, apapun agamanya, itu menjadi teladan bagi saya, bagaimana sekeluarga sangat menghargai moment kebersamaan, menghargai hari besar mereka, dan ingin merayakan dalam cinta kasih yang tulus, jarak bukan apa-apa,materi tidak seberapa :) betapa bagusnya komunikasi yang terjalin diantara mereka walaupun si bapak baru 2 kali pulang ke rumah.

saya berfikir, some day , bilasaya telah berumah tangga, apakah saya sanggup untuk pisah berlama-lama dari suami saya ? atau mengikutinya kemana ia pergi dan tinggal adalah pilihan dan pengabdian terbaik ? ya..

but, dari pengalaman orang tua saya, yang sempat long distance karena papadipindah tugaskan, dan mama masih mengurus kerjaan di jambi, papasempat jatuh sakit selama seminggu, waktu awal-awal pisah kota dengan mama. Ajaibnya, setelah satu hari dirawat dekat mama, papa langsung sembuh :)

so.. bagi para lelaki dan wanita, pikirkan baik-baik :) untuk memilih long distance setelah menikah :)