Rabu, 13 November 2013
"Lima Menit Saja" hati anda akan tersentuh seketika membacanya :)
Rabu, 23 Oktober 2013
Batal Mempersembahkan Bunga tapi dapat ganti TV :)
Senin, 29 Juli 2013
Menulis Kembali
Rabu, 11 Januari 2012
Jual : Bross cantik dari Kain Flanel
Harga : Rp 3500
Harga Grosir : 2000
Minimal Grosir : Rp 300.000
belum termasuk ongkos kirim ^^
(Warna bisa pilih dan kombinasi batuan juga bisa di pilih sendiri :) tersedia 20 warna )
Harga Grosir : Rp 1500
minimal Grosir : Rp 300.000
(bisa pilih juga kombinasi warnanya apa :)
mau order ? hubungi di : 0817 9220 565 :)
makin cantik menghiasi dirimu yang sudah cantik, dan menarik juga untuk di jual lagi ^^
Kamis, 29 Desember 2011
Kegelapan Ada untuk Menegaskan yang Terang
10 hari ini saya mencukupkan diri untuk berlibur di kampung halaman, rasa kangen dan ingin refreshing benar-benar menghantui fikiran saya selama di Bandung, rutinitas yang dimulai dari jam 7 pagi dan berakhir jam 8 malam di kampus, ditambah lagi pola tidur, yang dimulai jam 0.00 malam lalu harus bagun pukul 04.00 pagi, benar-benar membuat berat badan saya turun drastis hampir 8 Kg, tidak aneh ketika orang tua saya tampak sedih melihat badan saya yang tidak segendut dulu, ketika melangkahkan kaki di kampung halaman.
Stress? Bisa jadi iya, saat ini saya duduk di semester 3, dimana sudah saatnya saya bersentuhan dengan skripsi dan tugas lain, yang saya sebut sebagai pengabdian.
Selama disini, saya benar-benar membersihkan pikiran saya dari karier (kalau boleh ini semua disebut sebaga karier) saya saat ini, membersihkan rumah (karena beberapa bulan ini orang tua saya tidak memakai pembntu) menyiapkan kebutuhan papa, mulai dari pakaian hingga sarapan, pagi, siang, dan malam, karena mama harus bekerja dari pukul 08.00 sampai pukul 16.00 (saya mengagumi mama saya, betapa lelahnya tanpa pembantu, beliau bisa membereskan semuanya, sampai menyiapkan sarapan papa sebelum jam 07.00 pagi, dan jam 08.00 langsung berangkat ke kantor, dengan kondisi rumah yang rapi. Ingatan itu yang membuat saya, bagaimanapun sibuknya saya, sebelum berangkat ke kampus, sebelum tidur, ataupun hendakmeninggalkan kamar, kondisi kamar sudah harus bersih, kasur sudah rapi, dan sudah mandi pagi-pagi (bisa dibayangkan dinginnya air di bandung pada pukul 05.00 pagi )teringat juga celetukan teman di asrama saya dulu, “Burung yang bangun lebih pagi, dia akan mendapatkan cacing yang lebih banyak.” (jelas saya bukan burung, dan ini adalah kiasan :) ) Plus,, bahasa para tetua “pamali tidur lagi abis shubuh” (meskipun kalau habis begadang sampai jam 2 pagi karena tugas, abis shubuh saya tidur lagi, dengan alarm pukul 06.00 karena minimal tidur adalah 4 jam (buat saya).
Dengan rutinitas seperti itu, bagi saya sangat wajar, bila saya butuh refreshing, kadang seminggu sekali nonton film terbaru di 21, ataupun ke taman reksreasi di Bandung, ataupun berdiam diri di dapur, mencoba resep baru, apapun yang ingin saya coba buat, tapi tetap saja, itu semua tidak mengobati kejenuhan saya dan hasrat ingin pulang kampung itu menggebu-gebu.
Hingga pagi ini, saya merapikan lemari buku papa, dan Konsep refreshing saya mendadak berubah, setelah membaca sebuah buku yang berjudul “Purnama Hati “ karya Miranda Risang Ayu, buku yang menjadi sumber literatur saya, saat SMU dalam pembuatan makalah yang berjudul "Pengaruh Karier Ibu terhadap Relasi Ibu dan Anak " dalam sebuah pengantar, dikatakan di dalamnya :
Seorang sufi pernah berkata, bahwa waktu istirahatnya sesuangguhnya bukan ketika ia tidur atau jaga, tapi ketika ia sedang bersujud dengan sebaik-baik sujud. Dan sebaik-baik sujud baginya adalah ketika dahinya telah terbenam dalam bulu-bulu sajadah. Ketika itu, semua gambar dalam kesadarannya hilang. Lenyap bayangan tentang rumah yang diimpikan atau posisi sosial yang diharapkan. Lenyap juga kenyataan-kenyataan imajinatif buruk yang selalu muncul menyertai kekhawatiran. Penyesalan, kekecewaan, hingga kemarahan, baik kepada diri sendiri maupun orang lain, melunak menjadi penerimaan. Kegelisahan dan obsesi ditawarkan oleh rasa cukup. Istirahata dalam sujud itu memang bukan istirahat dari gerahnya siang dan masuknya diri ke dalam gelap yang pekat, tetapi ke dalam temaram malam yang syahdu oleh sinar bulan.
Karena dalam bersujud yang baik, yang dituju hanyalah Allah semata, kegelapan dari semua aspek kesadaran manusiawi yang ditimbulkannya bukan terasa sebagai sesuatu menakutkan dan mistrius, tapi justru sesuatu yang ringan, sederhana, dan menenangkan. Dalam sujudnya, sang sufi menutup mata kesadaran manusiawinya, dan bersamaan dengan itu, membuka mata hatinya. Sujud-sujud panjangnya, karenanya, adalah upayanya menjelang perasaan sederhana, ringan, dan tenang. Dan ketika yang terasa tinggal nafas yang teratur menyebut nama-Nya, nyatalah sebuah kenyataan batin yang sering disimbolkan oleh para ahli filsafat sebagai terbukanya hati nurani, atau, yang mungkin, disyairkan para ahli tasawuf sebagai bertahtanya Sang Maha cahaya.
Karena tidak semua orang yang punya uang untuk bisa berekreasi sekali dalam seminggu (untuk makan aja udah ada, syukur) sementara rutinitas, pekerjaan, dan segala persoalaan hidup terus meningkat dari hari ke hari, ya, solat memang minim biaya, tapi butuh kemauan dan waktu spesial untuk menyerahkan diri seutuhnya di dalam sholat, tanpa diburu deadline, ataupun janji yang tak sabar untuk segera di tunaikan. Betapa Solutifnya Allah dalam segala permasalahan hambanya. :)
Jumat, 23 Desember 2011
I call her 'best wife'
hari ini saya memutuskan untuk pulang, yap, pulang 10 hari untuk tertawa hahahhihihi bersama mama, papa, dan abang di rumah, di kampung halaman saya. tapi perjalanan saya kali ini akan agak sedikit membosankan (saya kira) karena 2 hari yang lalu pihak maskapai penerbagan mengatakan bahwa pesawat yang saya tumpangi di delay satu jam, dari jam keberangkatan, jadi, yang semulapukul 3, berubah menjadi pukul 4.
well, saya sudah tiba di bandar, sudah check-in, dan bayar boarding pass, tapi saya belum makan, dan saya rada gambling sebenarnya, mau kembali keluar lalu beli A&W seperti yang sering aku lakukan di penerbangan sebelumnya, atau lanjut ke atas dan makan di atas. ya, saya memilih segera ke atas, dan makan di resto yang ada di atas, you know what.. i must pay Rp 45.000 untuk seporsi nasi+ayamsemur, bihun, dan capcai.. mahal yuaa :)
ketika sedang asyik makan, lalu duduk seorang ibu yang sangat ramah, beliau menanyakan, adakah orang yang duduk di bangku yang ada di hadapan saya, 'nggak ada bu' jawab saya dengan mulut yang masih terisi penuh. oke, ibu itupun segera duduk di depan saya.
perlahan beliau meletakkan tasnya, dan.. menangkupkan kedua tangan, untuk berdoa, sebelum makan, ya, cara bedoanya sangat khas, menggambarkan agamany :)
ibu itupun mengajak saya berbicara, mulai dari basa-basi, asal kampung halaman, tujuan penerbangan, tempat studi dan lain-lain, hingga akhirnya beliau mulai bercerita tentang dirinya, yap.. ibu tersebut terbang dari manado menuju medan ternyata, perjalanan yang cukup jauh ya, anda tau untuk apa ? untuk menemani sang suami merayakan natal di medan, di atas kapal. (so sweet.. :) ) yap,.. suami si ibu bekerja di sebuah kapal curah pengangkut semen padang, yang kebetulan akan transit di medan lalu menuju padang.
saya kira ini pengorbanan yang cukup besar, tidak mengukur berapa uang yang akan dikeluarkan, mengingat naik pesawat 2 X dan naik angkutan menuju pelabuhan, kalau misalnya harus diukur dari uang. tapi saat suamimeminta, ya beliau melaksanakan, padahal merayakannya juga hanya di kapal, (ini salah satu alasan, kenapa anaksi ibu yang masih smp tidak mau ikut) si bapak nggak bisa pulang ke manado, karena si bapak sudah 2 kali pulang dalam setahun ini, sementara teman-temannya yang lain, banyak yang belum mendapatkan giliran untuk pulang ke istri masing - masing T.T
well, apapun agamanya, itu menjadi teladan bagi saya, bagaimana sekeluarga sangat menghargai moment kebersamaan, menghargai hari besar mereka, dan ingin merayakan dalam cinta kasih yang tulus, jarak bukan apa-apa,materi tidak seberapa :) betapa bagusnya komunikasi yang terjalin diantara mereka walaupun si bapak baru 2 kali pulang ke rumah.
saya berfikir, some day , bilasaya telah berumah tangga, apakah saya sanggup untuk pisah berlama-lama dari suami saya ? atau mengikutinya kemana ia pergi dan tinggal adalah pilihan dan pengabdian terbaik ? ya..
but, dari pengalaman orang tua saya, yang sempat long distance karena papadipindah tugaskan, dan mama masih mengurus kerjaan di jambi, papasempat jatuh sakit selama seminggu, waktu awal-awal pisah kota dengan mama. Ajaibnya, setelah satu hari dirawat dekat mama, papa langsung sembuh :)
so.. bagi para lelaki dan wanita, pikirkan baik-baik :) untuk memilih long distance setelah menikah :)
Minggu, 03 Juli 2011
Saya Belajar dari Mereka :) (KKNM hari-1 desa Ciganjeng )
rasanya hari ini cukup penat dan menyenangkan untuk dilalui bersama 22 anggota keluarga baru, di daerah yang baru, well, kami telah menghabiskan 1 hari pertama kami di daerah KKN, desa Cihanjeng.
tapi, sebelum tidur, saya hanya ingin berbagi, bagaimana hari pertama saya, di hari KKN yang sangat menyenangkan ini.
perjalanan hari ini cukup panjang, dimulai dari pukul 03.30 saya terbangun dan bergegas untuk bisa sampai di UNPAD jatinangor tepat waktu 05.30 well, saya berhasil telah 15 menit (lumayan)
hingga perjalanan di teruskan, (saya lupa sarapan pagi), tapi syukurlah pak supir yang baik, berhenti di salah satu rumah makan, sehingga saya bisa menikmati semangkuk sup buntut dan nasi panas (saya kira ini makan lezat yang langka, untuk sebulan kedepannya ;) )
hingga pukul 14.00 kami tiba di desa ciganjeng, tempat dimana cerita baru kami akan di mulai, kami dibagi menjadi 2 kelompok, beranggotakan 11 orang, masing-masingnya, untuk ditempatkan di rumah yang berbeda (kami kebetulan memakai 2 rumah)
Wak One, begitu panggilannya, seorang ibu yang bulan Juli nanti genap berusia 57 tahun, beliaulah pemilik rumah yang saya tempati sekarang, beliau begitu ramah, beliau langsung menjamu kami, dengan mengajak kami masak bersama, tanpa ragu, saya dan teman-teman langsung masuk ke dapur, mengulek sambal, untuk membuat sambal terasi, membuat goreng telor, sambal leunca (ituloh rimbang, semoga saya tidak salah mengeja) dan goreng tahu. santapan siang yang sederhana, namun lezat, yak.. tanpa basa-basi masakan tersebut langsung habis.
sehabis makan (setelah cuci piring tentunya) saya berkenalan dengan bocah perempuan, yang sejak saya datang tidak pernah berhenti memamerkan gigi ompongnya di balik senyumannya yang sangat menggemaskan, saya datangi mereka lalu saya ajak berkenalan, Ayu dan neng listi namanya :) hihihi... dan kamipun langsung akrab, meskipun mereka masih malu-malu untuk bergabung bersama kami, saat kami sedang berkumpul bersama.
setelah itu, saya dan beberapa teman saya ngobrol dengan wak one, tanpa basa-basi beliau menawarkan kami untuk berpartisipasi mengisi acara Qosidahan, namun saya dan teman-teman hanya nyengir (kami hanya bisa mengetok pintu, bukan mengetok rebana T.T ) lalu si ibu menawarkan lagi, untuk mengikuti acara pengajian dan mengajarkan anak-anak mereka belajar (nah, kalau yang ini, kami terima dengan senang hati)
lalu kami memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi desa, hm.. sangat bersih dan rapi, dan yang membuat saya terkagum adalah, di kiri dan kanan saya, penuh tanaman yang bermacam-macam, mulai dari rambutan, kacang panjang, kacang polong, kacang tanah, pisang, cabe rawit, jagung, singkong, dan itu semua di tanam di halaman rumah mereka, yang luasnya hanya seberapa, tidak membutuhkan lahan atau ladang khusus untuk itu, dan yang saya tau, tanah disana tanah kering, yang saya kira ada beberapa tanaman yang tidak bisa tumbuh di jenis tanah tersebut, tapi faktanya mereka tumbuh dengan sempurna. saya memang tidak mengerti dunia pertanahan dan pertanian, tapi yang terbersit saat itu adalah, 'harusnya kami yang belajar pada mereka tentang pertanian, bukan kami yang mengajari mereka untuk program pertanian yang menjadi salah satu program yang kami usung :()
di pinggir jalan kami juga melihat ibu yang menyusui anaknya, hingga anaknya kini berusia 7 bulan, dan mereka lakukan itu pure asi, (sejenis asi ekslusif), hmm.. warga desa yang sudah tau apa yang terbaik buat anaknya :)
melihat pekarangan rumah mereka, sangat bersih dan rapi.
juga keramah tamahan mereka yang senantiasa menyapa kami dari pekarangan rumah mereka, dan mengajak kami untuk datang rajaban pada malam harinya. (Terimakasih ibu, bapak, insyaAllah kami hadir :) )
Maghrib pun tiba, saya langsung bergegas menuju mushola, musholanya hanya berjarak 2 meter dari rumah, ini sangat menyenangkan, sehingga kami bisa melakukan sholat berjamaah tiap waktu sholat, dan satu hal yang saya kagumi adalah, kaum tua, yang masih menjaga betul kereligiusan di desa tersebut. karena yang paling banyak kami temui di mushola adalah, kaum tua :)
malampun tiba, kami berombongan mendatangi acara rajaban, diawali dengan makan malam terlebih dahulu, makan daging berjamaah :)) lalu sehabis itu kami mendengarkan ceramah, dan kulihat sekeliling, pengunjungnya adalah kaum tua ibu dan bapak (kemana para pemudanya ??)
hingga acara berakhir pukul 11 malam, dan kamipun pulang ke rumah masing-masing.
baru sehari, tapi cukup menyenangkan, semoga ini menjadi awal yang baik untuk sebulan ke depan.
waktunya istirahat, karena besok harus bangun pagi-pagi mempersiapkan sarapan :)