well, sebenarnya ini topik udah cukup lama, dan sudah cukup lama juga saya bahas pada komen di status teman saya, yang bunyinya
lalu sayapun iseng komen, dengan menggunakan naluri ekonom yang baru -baru mulai muncul :)) *selama ini nalurinye kemane aja mbak ?? =))
Putri Rahmi kalau gw setuju den :) December 4 at 5:14pm ·
Yayan Prahardian why?(pertanyaan buat yang diatas gw)
Putri Rahmi
baiklah saudara yayan, saya akan coba jawab ?
1. apa yang membedakan warteg dan restaurant, di masa ini ? mengingat, untuk daerah Bandung aja, sebuah tempat makan yang menamakan dirinya warteg, itu mampu, membuka sampai 4 cabang :)
2. dalam ...aturan tersebut kan dikatakan, bahwa Ketetapan terbaru yang “akan” ditetapkan oleh Pemda DKI adalah pungutan pajak pada Warteg yang beromset kurang lebih Rp 60.000.000. so, bila kita menghawatirkan rakyat "kecil" yang memenuhi kebutuhan seharai-harinya dari warteg, maka mereka nggak terkena imbas tersebut.
3. ya, kalau mau adil dengan restaurant yang berani gentle, ya, memang begitu seharusnya.
sekian dulu, dan terimakasih, kita pantau terus tindakan menteri-menteri kita :)
Putri Rahmi oh iya, asumsi : No gayus dalam pengelolaan hasil pajak yang ada :D
Yayan Prahardian kalau memang begitu adanya, saya juga setuju.
baru tau kalo ga asal pungut.
Yayan Prahardian ignore my comment...ga jelas emang...
hahahaha
terima kasih penjelasannya saudari putri.
Putri Rahmi sama-sama saudara yayan :D
Dandy Setyawan 60 juta setahun brarti 5 juta sbulan itu bru omset lho put, modal masakanya anggaplah setengahnya, blum byar karyawannya, blum ada pungutan liar, andai pajak itu memang melindungi itu mending, kalo aku mikir mending dipajak preman dari pada pemda malah
Dandy Setyawan kalo boleh tahu,guna pajak apa yah? nah trus kalo terlambat bsa kena bunga 2 persen per bulan kalo ga salah, kok kayak lintahdarat juga
Yayan Prahardian kalo pajaknya ga "diambil", harusnya sih buat pembangunan.
bukannya itu guna pajak secara umum?
Dandy Setyawan
yah, kurang lebih begitu, ternyata seru juga ya, saat biacara suatu hal dengan orang yang jurusannya beda sama kita, jadi kita tahu, bagaimana sudut pandang mereka dalam menyikapi isu, kami bertiga adalah teman sejak smp, berada dalam pengasingan kelas unggul selama 3 tahuan, saya jurusan ekonomi, dendi jurusan matlurgi, dan yayan jurusan IT1. apa yang membedakan warteg dan restaurant, di masa ini ? mengingat, untuk daerah Bandung aja, sebuah tempat makan yang menamakan dirinya warteg, itu mampu, membuka sampai 4 cabang :)
2. dalam ...aturan tersebut kan dikatakan, bahwa Ketetapan terbaru yang “akan” ditetapkan oleh Pemda DKI adalah pungutan pajak pada Warteg yang beromset kurang lebih Rp 60.000.000. so, bila kita menghawatirkan rakyat "kecil" yang memenuhi kebutuhan seharai-harinya dari warteg, maka mereka nggak terkena imbas tersebut.
3. ya, kalau mau adil dengan restaurant yang berani gentle, ya, memang begitu seharusnya.
sekian dulu, dan terimakasih, kita pantau terus tindakan menteri-menteri kita :)
Putri Rahmi oh iya, asumsi : No gayus dalam pengelolaan hasil pajak yang ada :D
Yayan Prahardian kalau memang begitu adanya, saya juga setuju.
baru tau kalo ga asal pungut.
Yayan Prahardian ignore my comment...ga jelas emang...
hahahaha
terima kasih penjelasannya saudari putri.
Putri Rahmi sama-sama saudara yayan :D
Dandy Setyawan 60 juta setahun brarti 5 juta sbulan itu bru omset lho put, modal masakanya anggaplah setengahnya, blum byar karyawannya, blum ada pungutan liar, andai pajak itu memang melindungi itu mending, kalo aku mikir mending dipajak preman dari pada pemda malah
Dandy Setyawan kalo boleh tahu,guna pajak apa yah? nah trus kalo terlambat bsa kena bunga 2 persen per bulan kalo ga salah, kok kayak lintahdarat juga
Yayan Prahardian kalo pajaknya ga "diambil", harusnya sih buat pembangunan.
bukannya itu guna pajak secara umum?
Dandy Setyawan
kalo ga byar 25%,
trus restauran tentu 60 jt mah lwat buat omzet doang,
Yang aku sangsikan mungkin:
-Batas 60 jta itu kayak ngambil rata2 biar dpat ngambil bnyak warteg, mgkin penjelasanya apa?
-trus mengapa diterapkan ketika dah bnyak warteg, ...pemda terkesan kayak nyari duit
-pajaknya buat apa? Katanya dgn pajak ini pemda mendapat simpanan hingga 500 MILIAR
Dandy Setyawan pembangunan apa? Pembangunan mall?
emgnya pemda udh ngapain dulu?
Yayan Prahardian kan aku bilang kalo ga "diambil" den...
hahahaha
kenyataannya buat apa..saya tidak tahu.
sisanya saya serahkan kepada saudari putri.
Dandy Setyawan Iya nih kta tgu ket ahli eko pembangunan dlu, biar kita yg awan ini ngerti,hehe
Putri Rahmi
Putri Rahmi btw., gw kangen diskusi pagi 45 menit di kelas :) bersama pak Simamora :)
Dandy Setyawan
trus restauran tentu 60 jt mah lwat buat omzet doang,
Yang aku sangsikan mungkin:
-Batas 60 jta itu kayak ngambil rata2 biar dpat ngambil bnyak warteg, mgkin penjelasanya apa?
-trus mengapa diterapkan ketika dah bnyak warteg, ...pemda terkesan kayak nyari duit
-pajaknya buat apa? Katanya dgn pajak ini pemda mendapat simpanan hingga 500 MILIAR
Dandy Setyawan pembangunan apa? Pembangunan mall?
emgnya pemda udh ngapain dulu?
Yayan Prahardian kan aku bilang kalo ga "diambil" den...
hahahaha
kenyataannya buat apa..saya tidak tahu.
sisanya saya serahkan kepada saudari putri.
Dandy Setyawan Iya nih kta tgu ket ahli eko pembangunan dlu, biar kita yg awan ini ngerti,hehe
Putri Rahmi
oke, dalam uud pajak dan retribusi dinyatakan :
Dalam pasal 22 berbunyi pajak restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.
Sedang pasal 23 berbunyi restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan d...ipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering.
1. sekarang gw tanya, saat kalian masuk ke sebuah tempat makan, yang tanpa tau terlebih dahulu namanya apa? emang kita bisa mengatakan bahwa itu adalah warteg, atau itu adalah restaurant ? jadi, apa perbedaan yang jelas antara warteg dan restaurant.
2. saat kita menghawatirkan warteg yang omzetnya kecil namun terjaring dalam wajib pajak, kita mengabaikan dong tempat makan yang menamakan dirinya restaurant namun beromset kecil, 1. ini nggak bisa dijadikan acuan, karena besar kecil omzet itu bukan tergantung dari luas atau sempitnya tempat makan tersebut, tapi dari enak atau enggaknya makanan tersebut, juga dari intensitas pengunjung yang sering makan ditempat tersebut, nah untuk warteg kita tahu sendiri intensitas mahasiswa kesini sering, dan terus terang gw gak berani mengatakan bahwa omset warteg lebih kecil dari pada restauran, mengingat gw belum punya data empiris untuk ini, dan melihat keseharian warteg yang ramai, dan satu lagi udah 3 warteg yang gw temui d bandung yang udah bisa buka cabang dimana-mana. nah, menurut teori ekonomi, ekspansi dilakukan oleh sebuah usaha, saat omzet mereka udah melejit dan pengembalian skala produksinya udah besar. kalau nggak gimana mereka punya duit ?
3.oke, kalau perhitungannya dibagi rata, memang batas minimalnya perhari Rp 166.666,67 anggap perporsi Rp 6000, maka kita butuh 27 orang pembeli perharinya untuk bisa mendapatkan omzet Rp 166.666,67, nah yang jadi pertanyaan, berapa sih harga perporsi rata-rata warteg sekarang ? yang ada pada kisaran 8000-11.000, dan itu berbeda penetapan harganya antara 1 warteg dengan warteg lain, sementara restauran kisaran jualannya dari 7.000-sampai lebih, tergantung menunya apa. nah, dari sini gw juga gak punya data, untuk menjudge bahwa warteg lebih sedikit omzetnya perhari, karena deket kostan dan deket kampus minimal seporsi itu 7.000-an dan pengunjungnya udah bisa dipastikan lebih dari 25 orang per hari (dkt kostan, hasil bicara dgn ibu warteg) dan deket kampus, wartegnya udah 2 tingkat. dan pengunjung perharinya >30 orang, karena jam bukanya dari pagi ampe malem jam 9an.
4. sebenarnya masyarakat saat ini sedang terjadi krisis kepercayaan thd pemerintah, terlebih lagi dengan adanya kasus Gayus, hal ini membuat masyarakat ilfill dengan aturan pemerintah, karena ujung-ujungnya, pikiran masyarakat adalah "lalu uangnya kemana, dan untuk apa?" tapi tenang-saudara-saudara, peneteapan pajak ini kan otonomi daerah, jadi ya, serahkan pada pemerintah daerah buat menggunakannya, tugas kita apa? mengawasi hal tersebut, tentu dengan positive thinking di awal.
makanya, dalam penjabaran gw diatas, gw pake asumsi (kayaknya ekonomi kurang sedap tanpa asumsi :P )
asumsi : no Gayus dalam pengelolaan hasil pajak.
sekian terimakasih :)See More
December 5 at 3:39pm ·Dalam pasal 22 berbunyi pajak restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.
Sedang pasal 23 berbunyi restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan d...ipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering.
1. sekarang gw tanya, saat kalian masuk ke sebuah tempat makan, yang tanpa tau terlebih dahulu namanya apa? emang kita bisa mengatakan bahwa itu adalah warteg, atau itu adalah restaurant ? jadi, apa perbedaan yang jelas antara warteg dan restaurant.
2. saat kita menghawatirkan warteg yang omzetnya kecil namun terjaring dalam wajib pajak, kita mengabaikan dong tempat makan yang menamakan dirinya restaurant namun beromset kecil, 1. ini nggak bisa dijadikan acuan, karena besar kecil omzet itu bukan tergantung dari luas atau sempitnya tempat makan tersebut, tapi dari enak atau enggaknya makanan tersebut, juga dari intensitas pengunjung yang sering makan ditempat tersebut, nah untuk warteg kita tahu sendiri intensitas mahasiswa kesini sering, dan terus terang gw gak berani mengatakan bahwa omset warteg lebih kecil dari pada restauran, mengingat gw belum punya data empiris untuk ini, dan melihat keseharian warteg yang ramai, dan satu lagi udah 3 warteg yang gw temui d bandung yang udah bisa buka cabang dimana-mana. nah, menurut teori ekonomi, ekspansi dilakukan oleh sebuah usaha, saat omzet mereka udah melejit dan pengembalian skala produksinya udah besar. kalau nggak gimana mereka punya duit ?
3.oke, kalau perhitungannya dibagi rata, memang batas minimalnya perhari Rp 166.666,67 anggap perporsi Rp 6000, maka kita butuh 27 orang pembeli perharinya untuk bisa mendapatkan omzet Rp 166.666,67, nah yang jadi pertanyaan, berapa sih harga perporsi rata-rata warteg sekarang ? yang ada pada kisaran 8000-11.000, dan itu berbeda penetapan harganya antara 1 warteg dengan warteg lain, sementara restauran kisaran jualannya dari 7.000-sampai lebih, tergantung menunya apa. nah, dari sini gw juga gak punya data, untuk menjudge bahwa warteg lebih sedikit omzetnya perhari, karena deket kostan dan deket kampus minimal seporsi itu 7.000-an dan pengunjungnya udah bisa dipastikan lebih dari 25 orang per hari (dkt kostan, hasil bicara dgn ibu warteg) dan deket kampus, wartegnya udah 2 tingkat. dan pengunjung perharinya >30 orang, karena jam bukanya dari pagi ampe malem jam 9an.
4. sebenarnya masyarakat saat ini sedang terjadi krisis kepercayaan thd pemerintah, terlebih lagi dengan adanya kasus Gayus, hal ini membuat masyarakat ilfill dengan aturan pemerintah, karena ujung-ujungnya, pikiran masyarakat adalah "lalu uangnya kemana, dan untuk apa?" tapi tenang-saudara-saudara, peneteapan pajak ini kan otonomi daerah, jadi ya, serahkan pada pemerintah daerah buat menggunakannya, tugas kita apa? mengawasi hal tersebut, tentu dengan positive thinking di awal.
makanya, dalam penjabaran gw diatas, gw pake asumsi (kayaknya ekonomi kurang sedap tanpa asumsi :P )
asumsi : no Gayus dalam pengelolaan hasil pajak.
sekian terimakasih :)See More
Putri Rahmi btw., gw kangen diskusi pagi 45 menit di kelas :) bersama pak Simamora :)
Dandy Setyawan
nah semoga semoga uang itu digunakan sebagaimana mestinya, jangan cuma ngambilin duit doang tapi gada hasil, apa ga skit hati
ini cuma pemikiran rakyat awam kayak aku yang ga tahu apapun mengenai undang2 yang entah kapan mereka buat
hmm oya s...ama pak yasir juga tuh
Putri Rahmi hahha, iya den, hal yang masih kurang di negeri kita adalah sosialisasi undang-undang, kadang hanya sampai di lingkungan kampus, dan tidak diturunkan lagi ke bawah.
Yayan Prahardian nah kaya gini mestinya sebuah status. asik buat dibaca komennya.
diskusi sama pak simamora? sering ga menarik.
Dandy Setyawan kalo berdebat dengan putri pasti aku kalah makonyo jadi diskusi be hahaha :P
iya pa mora cuam 1 arah sih, mending pak yasir lucu hahaha
lagian kalo disosisailisasikan pasti mebosankan orang hahahha
Yayan Prahardian tapi bener sih kata putri. tetep aja mesti disosialisasikan.
misal udah dilakukan tapi orang masih ga ngerti karena mereka menganggap itu membosankan. salah mereka sendiri.
ini cuma pemikiran rakyat awam kayak aku yang ga tahu apapun mengenai undang2 yang entah kapan mereka buat
hmm oya s...ama pak yasir juga tuh
Putri Rahmi hahha, iya den, hal yang masih kurang di negeri kita adalah sosialisasi undang-undang, kadang hanya sampai di lingkungan kampus, dan tidak diturunkan lagi ke bawah.
Yayan Prahardian nah kaya gini mestinya sebuah status. asik buat dibaca komennya.
diskusi sama pak simamora? sering ga menarik.
Dandy Setyawan kalo berdebat dengan putri pasti aku kalah makonyo jadi diskusi be hahaha :P
iya pa mora cuam 1 arah sih, mending pak yasir lucu hahaha
lagian kalo disosisailisasikan pasti mebosankan orang hahahha
Yayan Prahardian tapi bener sih kata putri. tetep aja mesti disosialisasikan.
misal udah dilakukan tapi orang masih ga ngerti karena mereka menganggap itu membosankan. salah mereka sendiri.
tapi tetep, kita pingin yang terbaik untuk bangsa ini :) begitulah beraneka bidang berkontribusi.
well, bagi yang nggak setuju dengan pendapat saya di atas, silahkan komen, mari kita diskusikan, walaupun udah agak lama :)
0 komentar:
Posting Komentar