jangan lupa tinggalakan pesan,,,semoga anda pulang dengan membawa hikmah dan ilmu dari blog yang penuh inspirasi ini :D
hikmah adalah milik orang mukmin yang hilang, dimana saja ia menemukannya, maka dialah yang paling berhak mengambilnya.^^

Selasa, 16 Februari 2010

Jamuku Jamu Juara di Dunia


Ah.. liburanpun kini datang, penat sudah rasanya fikiran dan tubuh ini, dihantam oleh ujian yang bertubi-tubi, ujian akhir sekolah, ujian keorganisasian, yang terpenting ujian akan ketahanan hati, menghadapi itu semua.

Munajatku pada sang pemilik shubuh baru saja kuselesaikan, Kulepaskan mukenaku dan Perlahan kurebahkan tubuhku yang mungil ini di atas peraduanku. Hm.. lembut rasanya angin shubuh ini.

Kupegangi dahi dan leherku, mencoba memeriksa kondisi tubuh pagi ini, ah… panasku belum juga turun, nyeri di amandelku masih saja terasa, padahal obat penurun panas dan beberapa antibiotic sesuai anjuran dokter sudah aku minum. Hm.. lemas sekali badanku saat itu.

Surya telah menunjukkan sinarnya. Aku tahu kondisi badanku sedang sakit, tapi aku juga harus peduli pada tubuhku yang butuh asupan gizi yang cukup.

Kulangkahkan kaki mungilku perlahan ke “kantin mungil” tempat aku biasa membeli makanan, maklumlah kehidupan anak kost, yang bila ada waktu luang memilih untuk penghematan dengan cara masak sendiri, tapi bila tidak ada waktu, kantin andalanpun jadi pilihan.

Keluar dari kantin mungil, aku melihat seorang wanita paruh baya, menenteng jamu bakul di pundaknya, pikiranku menerawang mencoba mengingat kembali rasa tetesan jahe dan kencur di zaman smp, saat aku masih berlangganan jamu.

Kusiapkan suaraku memanggil mbok jamu tersebut, tapi sebelum aku memanggil, ternyata tetangga pemilik rumah yang aku sedang berdiri di depannya, telah terlebih dulu mengeluarkan suara teriakan dan memperagakan beberapa kode panggilan dengan tangan kanannya. Alhamdulillah, aku tak perlu berteriak, kataku dalam hati.

Mbok jamu itu menghampiri kami, beliau mengamati beberapa lama, hingga akhirnya dia nyeletuk, “lagi sakit neng?” aku pun tersenyum sambil mengangguk kecil. Kukatakan keluhanku, “amandel saya lagi kambuh bu, dan badan saya dari kemarin belum turun panasnya.” Diapun mengangguk dan tersenyum “oke,, tak buatin yang semriwing-semriwing yo.. buat tenggorokanmu.” (akhirnya logat jawanyapun keluar, semriwing???? Wah.. !!) “iya deh bu, apa aja deh yang penting tenggorokan saya bisa pulih.” Jawabku pasrah

Tampak ia memilih salah satu botol pelastik yang ada di dalam gendongan, dibukanya tutup botol tersebut dengan gaya yang khas ala tukang jamu, glegeg..gleglegle.. perlahan cairan tersebut bercucuran menumpahi gelas, aroma khas ramuan Indonesiapun semerbak disekelilingku.

Tanpa ragu, dan penuh semangat ku dekatkan bibirku ke bibir gelas, perlahan kuminum hingga ramuan tersebut tak tersisa di gelasnya,,, ah,, nikmatnya rasa jamu ini, lebih nikmat dari pil-pil pahit rujukan dokter yang senantiasa kuminum saat sakit tak bosan-bosannya menghampiriku.

Tenggorokanku terasa dingin, semacam ada angin yang melewatinya, “oh, mungkin ini yang dimaksud si ibu dengan istilah semriwing.” Celetukku dalam hati.

“bu, jamu yang barusan aku minum tadi apaan bu?” tanyaku ingin tahu. “oh,, itu air daun sirih neng, makany adem kan? Semriwing-semriwing gitu di tenggorokan?” tanyanya sabil tersenyum. “glek..” akupun menelan ludah dengan setengah tertegun, jujur ini pertama kalinya aku minum air dari tanaman merambat yang banyak sekali memenuhi tembok samping rumahku. “o..” jawabku singkat.

Tapi tak dipungkiri sakit di tenggorokanku perlahan sirna dan yang kurasakan saat ini tenggorokanku sangat lapang dan dingin. “benar-benar dahsyat ramuan si mbok jamu.” Celetukku dalam hati.

Tak urung lagi kukatakan, Aku bangga menjadi bagian dari Indonesia, dimana Negara ini mampu menghasilkan ramuan terdahsyat nomor dua di Dunia setelah Brazil. Mungkin anda terkejut mendengar penuturanku barusan, tapi itulah faktanya.

Negaraku Indonesia adalah Negara kedua penghasil Jamu terbesar dan terkenal di dunia setelah Negara Brazil. Bila diamati bentuk geografis dan iklim dua negara ini tak jauh berbeda. Beriklim tropis, mempunyai hutan tropis yang luar biasa luas, dan masih alami. Disanalah tanaman-tanaman penghasil ramuan sakti yang kusebut jamu itu berasal.

Jamu itu sendiri berasal dari akar, daun, bunga, batang, buah,umbi, bahkan rempah-rempah yang tumbuh di hutan-hutan pedalaman Indonesia. Seperti ginseng, kunyit, kencur, jahe, cengkih, tamulawak, dan masih banyak lagi.

Jamu di Indonesia pada awalnya berasal dari Kesultanan DJogjakarta dan kesunanan di Surakarta. Jamu adalah resep rahasia yang hanya boleh beredar di dalam kraton, jamu tersebut berfungsi untuk mengobati raja beserta keluarganya, mempercantik kulit sang permaisuri dan para dayang. Seiring dengan majunya ilmu pengetahuan, para dayang dan ahli-ahli ramuan di dalam kraton pun mengjarkan masyarakat di luar kraton untuk bisa meramu jamu, seiring berjalannya waktu jamupun beredar di luar kraton hingga kepelosok Indonesia dan luar negeri.

Jamu kuat untuk para pasukan perang dan tentara pengawal, jamu untuk permaisuri sehabis melahirkan, dan masih banyak lagi jamu-jamu yang khasiatnya terkenal hingga saat ini.

Tapi aku heran, kenapa impor akan obat-obatan di Indonesia makin merajalela, apakah hal tersebut disebabkan pleh seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan tenaga medis yang makin berserakan menempuh pendidikan di luar negeri.

Apalagi Indonesia kini sudah menghadapi CAFTA (China Asia Free Trade Area) dimana obat-obatan luar negeri akan mencoba menggeser obat-obatan dalam negeri dari singasananya, termasuk kebaradaan jamu di tanah kelahiran sendiri. Padahal bila kita berkaca poada sejarah, jamu adalah harta asli bangsa Indonesia yang telah turun temurun diajarkan dan dibudidayakan oleh para leluhur, mulai dari masker buah bengkuan dan kunyit, ramuan penmabah nafsu makan seperti temulawak, ataupun minuman pembangkit energy seperti kopi dengan campuran ginseng dan jahe.

Sangat disayangkan bila kekhawatiran tersebut terjadi. Saat dimana Indonesia tergeser identitasnya karena lebih bangga bila mengkonsumsi obat-obatan impor yang efek sampingnya berbahaya pada saraf dan ginjal.

Oleh sebab itu, bila kita masih ingin mempertahankan eksistensi Jamu sebagai obat-obatan sakti di negeri kita, sebagai generasi muda tak sepantasnya kita malu untuk mengkonsumsi jamu, walau harus dikatakan kampung, ndeso, dan istilah terbelakang lainnya, karena bangga Indonesialah yang mampu mengangkat nama jamu Indonesia di mata dunia, jamu Indonesia Jamuku jamu juara di dunia.

“jamu….jamu…!” teriak si mbok jamu lantang memasarkan jamunya, mencari pelanggan di rumah selanjutnya.

(16 Februari, saat bangga dan haru bercampur jadi satu BANGGA INDONESIA..!!)

www.mudaers.com


0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar