pagi ini, cuaca cerah, saya dan rekan kkn saya Riris, memutuskan untuk bersepeda ke sawah, ditemani oleh 2 anak desa kelas 5 SD, mereka bernama Clarissa dan Nur. sawah terletak lumayan dekat dari kediaman kami, di sawah matahari saat itu lumayan bersahabat, kami memutuskan untuk berjalan di sawah dan mencari pondokan kecil, niat awal hanya sekedar bersantai di pagi yang indah, lalu.
setelah duduk-duduk di pondok, kamipun turun melihat sekeliling, tanah-tanah di sawah pada umumnya retak karena kekeringan, dan pengairan yang kering, karena mereka berharap pada air hujan saja, yang menurut rekan saya riris, anak pertanian, resiko gagal panen dengan sistem yang demikian cukup besar.
kamipun menghampiri bapak dan ibu tani yang sedang membersihkan rumput di di sela-sela tanaman padi, dan memulai percakapan ringan, dengan bahasa yang teramat sederhana (karena beliau tidak bisa bahasa Indonesia dan sayapun belum berani berbicara memakai bahasa sunda :p)
kami : 'padinya udah berumur berapa pak ?'
pak tani : '1 bulan neng."
kami : "tanahnya kering ya pak.'
pak tani ; ' iya, air dari dam nya sudah tidak mengalir, kering, itu tanggul pengairan juga sudah tidak berguna.'
kami :' sering gagal panen ya pak?'
pak tani :'wah, iya neng, gagal panen sering disini, kadang karena banjir, kadang karena kekurangan air (yang berlebihan itu memang tak baik ya teman-teman :D )
kami :' wah, cepat banget pak, ncabut rumput pake sabitnya... hehheh "
pak tani :' iya neng, udah biasa, sejak lulus sd langsung jadi petani.'
kami :' wow...(dalam hati saja )'
kami :' biasanya jualan berasnya ke siapa pak ?'
pak tani : ' ke tengkulak. nanti bulog ngambilnya ke mereka, nggak tau dijual berapa ke bulog."
kami ;' biasanya mereka beli berapa pak ?'
pak tani :' tergantung, kalau bulan awal mah, masih tinggi, kurang lebih sempat 4000an dari mereka, api sekarang lagi turun, ke 3500-an.
kami :'kalau info harganya tau darisiapa pak ?'
pak tani :' ya, kami nanya langsung ke tengkulaknya neng.'
kami : 'hm.. meangnya dinas pertaniannya nggak ngadain penyuluhan atau sejenisnya pak?'
pak tani ' ah, dinas pertanian mah teori aja neng, nggak sesuai ama lapangan ."
kami : 'hmmmmmmmmm..."
lalu kamipun memberanikan diri menyapa ibu tani yang sejak dari kami datang memperhatikan kami dan percakapan kami dengan pak tani. Ibu Neno, namanya , beliaupun sedang asyik mencabuti rumput yang ada di sela-sela padi. lalu tiba-tiba sifat rajin kami muncul, kamipun menawarkan diri untuk membersihkan rumput di sela-sela tanaman padi. kami berdua dibekali 1 buah sabit.
di awal sangat semangat, memangkas dan mencabuti rumput satu-persatu, lalu tiba-tiba matahari semakin terik, oppss. kami tidak pakai topi, hanya kerudung dan baju rumah, keringat mulai mengalir deras, sementara rumput yang bersih baru beberapa meter, maju sedikit dan mengayunkan sabit, maju lagi, tebas lagi, kurang konsentrasi salah-salah bisa nebas tanaman padinya .:))))
hikmah yang saya dapat pagi itu adalah.
setiap orang pasti punya rencana masing-masing, tujuan masing-masing dalam hidupnya,sebagaimana pak tani yang memeiliki tujuan padinya tumbuh dan bisa segera dipanen.
di awal kita harus memulai, berusaha menyemai bibit dan menanam padi. namun tidak hanya berhenti sampai di situ, kita tidak hanya menunggu padi menjadi menguning.
tapi dimasa penantian ada proses yang berarti, dimana hama dan rumput liar bergantian mencoba menggagalkan tanaman padi yang mulai tumbuh. Namun, pak tani dan bu tani tetap sabar setiap hari mencabuti rumput liar, menyirami padi dengan pestisida, bayangkan bila pak tani dan bu tani tidak sabar, saat menebas rumput liar, yang ada bukan rumput liar yang di tebas, tapi justru padinya yang rusak, bayangkan juga bila pak tani dan bu tani berlebihan menyemproti padi dengan pertisida, yang ada malah menghambat tumbuh kembang tanaman padi dengan zat kimianya.
Begitu pula kehidupan, di proses menuju kesuksesan, tidak sedikit suara sumbang yang mencoba mematahkan semangat atau memperlambat proses meraih tujuan, bila kita tidak sabar menjalaninya, atau terlalu berlebihan menyikapi segala permasalahan dalam hidup yang ada diri kita sendiri yang merusak usaha menuju pencapaian-pencapaian kita, hingga kita bisa menikmati panen keberhasilan yang kita inginkan :)
so, jangan sungkan menjadi petani yang bijak dan sabar untuk ladang kehidupan kita sendiri ;)
0 komentar:
Posting Komentar